Keesokan harinya, Keisha bangun di kamar Zen. Meraba sebelahnya tidak ada orang, dia segera bangun. Keluar kamar, kemudian mendengar keributan dari area dapur. Di dapur, Zen dengan serius menggerakkan spatula untuk memasak nasi goreng sesuai arahan Rey. “Hati-hati, Tuan Muda. Jangan kasar mengaduknya. Pelan-pelan saja. Nah, seperti itu.” Ketika Keisha mencapai dapur, dia tertegun melihat Zen, lalu tertawa. Zen mengenakan celemek bunga-bunga, tampak serius memasak, tapi sedikit merengut kala mendengar tawa Keisha. “Kamu ngapain, sih?” Keisha mendatangi Zen, kemudian memeluk pinggangnya dari belakang. “Masak buat kamu.” Saat melirik Keisha masih mengenakan kemeja hitam dengan seluruh pahanya terlihat, dia menatap tajam Rey. “Putar kepalamu.” Rey menghela napas, lalu balik badan. Kenap