42. Pria Licik

2018 Kata

“Siapa pengacau ini?” keluh Zein, lalu memundurkan wajahnya dengan kesal. Tertawa kecil, Keisha pun meraih ponselnya. Setelah melihat penelepon, senyumnya hilang. “Maaf mengganggumu, Nona Keisha, tapi bisakah Nona ke rumah Tuan Muda?” “Apa lagi sekarang? Kakinya patah? Atau tangannya terluka?” “Tuan Muda benar-benar sakit, Nona.” “Kalau sakit, pergi saja ke rumah sakit. Kenapa menghubungiku?” Kecemasan di seberang telepon terdengar semakin kuat. “Dokter telah datang, tapi tidak dapat menemukan masalah dengan tubuh Tuan Muda. Tapi Tuan Muda terus mengatakan dadanya sakit, dan meminta bertemu Nona. Saya mohon, Nona, datanglah ke sini. Ini tidak seperti sakitnya sebelumnya. Saya mohon.” Mata Keisha membulat. Jantungnya berdebar cepat dengan tidak nyaman. Dia ingin bertemu Zen sekarang

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN