Beberapa jam yang lalu. Sedan mewah Zhen akhirnya hilang dari pandangan mata Isla. Ia pun gegas meninggalkan sisi bagian dalam pagar pembatas jalan dan tempatnya tinggal. Sambil berjalan masuk ke kamarnya, Isla mengangkat paper bag yang tadi Alisha berikan. Isla lalu duduk di atas ranjang. Ia melongok, menelisik isi bingkisan, sebuah dompet ada di dalam kantong kertasnya. Isla tersenyum kembali, memang lucu sekali pagi ini, siapa yang menyangka ia dan Zhen akan tertangkap basah seperti itu. --- “Bener-bener ini anak! Orang tua mau ngomong dia malah lari! MAS!” Alisha terus saja mengomel seraya mengikuti langkah putra pertamanya. “Jangan dicubit tapi, Ma,” rengek Zhen. “Sakiiit.” “Mau Mama pecut kamu!” “Tuh kan. Ampun Ma!” “Duduk di sini semuanya!” titah Liang. Suara tegasnya