Satu tangan mencengkram lengan Isla kuat. Entah sejak kapan pria itu ada di sana.
“Oki?”
“La, kamu mau ke mana?”
“Lo ngapain di sini?”
“Aku perlu bicara sama kamu.”
“Ki, gue ga ada waktu. Lain kali aja.”
“Ga ada lain kali, La!” tegas Oki. Isla berhenti berusaha menarik tangannya. Tatapan Oki sungguh menyatakan jika pria itu serius bertekad menyampaikan sesuatu padanya.
“Oke! Buruan, Ki.”
“La, please, berhenti!”
“Berhenti apa?”
Oki menarik napas dalam. Tangannya yang bebas menyugar surainya kasar.
“Oki!”
“Please... Break up with him, La,” lirih Oki. Suaranya terdengar begitu menyedihkan.
“Apa?”
“Aku mohon, putus sama dia. Akhiri hubungan kamu dengan Zhen. Dan berhenti mendekati Dirut rumah sakit itu. Aku mohon, La. Jangan rusak diri kamu.”
Isla menganga. Kening
