Akhirnya Zhen sehat kembali. Setelah tiga hari beristirahat di bawah ultimatum Isla agar ia tak menemui pasien atau Isla tak mau bicara hingga mereka lamaran. ‘Lamarannya kapan aja belum ketauan hilalnya!’ Zhen yang tengah menyemprotkan parfum ke tubuhnya menoleh ke atas nakas, ponselnya bergetar memanggil. “Ya, Pa?” “Gimana kondisimu, Mas?” “Alhamdulillah udah sehat. Lagi siap-siap, mau visit pasien dulu pagi ini.” “Ga ada keluhan lain kan?” “Ga ada, Papa.” “Mas, Papa otewe ke Jogja nih.” “Hah? Sekarang?” “Iya.” “Abis dari Jogja?” “Ke Sydney sama Om Ezra.” “Soal kerjasama impor itu? Ini Papa udah sama Om Ezra?” “Iya. Sudah. Nih orangnya.” Zhen mengangkat tangannya, memberi salam pada Ezra. Hal yang sama pun dilakukan Ezra. “Terus Mas gimana? Nyusul ke Jogja