Zhen benar-benar tak berani bersuara. Bahkan ia bernapas sepelan mungkin agar suara tarikan dan hembusan udara tak menyertai. Keketusan Isla dengan wajah yang penuh kekecewaan padanya tadi sontak menghujam hati Zhen. Pandangan Zhen lekat pada sang gadis. Sementara Isla hanya mengangkat alat makannya, melahap sesuap demi sesuap dengan tatapan tertuju ke dalam mangkuk, tak sekalipun menoleh pada Zhen. Obrolan Oki dan teman-temannya tadi mengganggu pikiran Zhen. Ia pikir saat salah satu di antara mereka menuturkan kesan jika Isla adalah perempuan yang menilai seorang pria dari stratanya, Oki akan meralat asumsi itu. Nyatanya, Oki diam saja, membiarkan fitnah seperti itu tersebar tanpa konfirmasi apapun. ‘Cinta apaan lo sama Isla? Cinta taik kucing!’ Zhen geram. Ditambah Isla yang sepert