d**a Isla sontak terasa ngilu. Ia pikir ia cukup siap jika Zhen mengiyakan pertanyaannya tadi. Ternyata melihat respon Zhen langsung cukup untuk membuat Isla ingin menangis kembali. Ia saja seperti itu, apalagi dengan Zhen jika kekasihnya itu tau Isla sempat berniat menjadikannya alat balas dendam?
“Aku percaya kamu mencintaiku. Tapi apakah cintaku cukup untukmu? Apakah cintamu cukup besar untuk membuat kamu tetap di sisiku? Itu yang aku masih ragu, boo.”
Pandangan Isla yang tertunduk ia angkat kembali. Kedua pasang iris mata bersirobok, saling menatap sendu satu sama lain.
“Apa aku sudah lebih baik dari dia? Apa aku mencintaimu lebih dari dia? Apa cinta kita bisa membuatmu bertahan lima tahun di sisiku? Sepuluh tahun? Selamanya? Apa aku akan menjadi pilihan terakhirmu?”
“Mas... Is
