Setelah banyak mengobrol, aku meminta izin untuk menemui bang Vino. Aku lumayan lega saat mendengar kabar dari Mami kalau keadaan bang Vino jauh lebih baik. Hanya saja, emosi bang Vino sedikit tidak terkendali. Mami berpesan padaku untuk menjaga perasaan bang Vino. Maksudnya, sedikit berhati-hati saat bicara dengannya. Aku sendiri tidak tahu bagaimana aku harus bersikap di depan bang Vino. Dia kata bang Jun memiliki perasaan terhadapku, tetapi aku jelas tidak memiliki perasaan semacam cinta pada lelaki berkulit tan itu. Saat aku membuka pintu kamar rawat, aku mendapati bang Bagus tengah mengobrol berdua. Entah apa yang mereka obrolkan, tetapi itu terlihat seru. Aku bangga pada bang Bagus, ternyata dia bisa menempatkan diri dengan baik. Bagaimana dia harus bersikap. Padahal aku beberapa k