SATU HARAP

1735 Kata

Aku benar-benar main basket dengan para Abang setelah beberapa saat berlalu dari jam makan malam. Setidaknya dengan permainan itu aku bisa melupakan rasa sakit hatiku. Tertawa bersama dan bercanda bersama mereka. Walau aku tidak tahu nanti akhirnya bagaimana. Apa aku masih sanggup untuk tertawa setelah permainan ini berakhir? Sedikit merasa lebih lega setelah menceritakan semuanya pada bang Nam, skip bagian soal bang Vino yang mencintaiku. Aku tidak mungkin membicarakan soal itu sekarang. Terlalu sibuk memikirkan luka hatiku, aku sampai lupa menanyakan keadaan bang Vino ke bang Bagus yang masih ada di rumah sakit. "Istirahat, yuk! Capek gue," bang Nam menginterupsi. Kami mengikuti langkahnya dan sekarang duduk santai di bagian pinggir lapangan. Dari dulu memang sudah sering seperti i

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN