"Kita udah sampe, Bang." Aku mengingatkan bang Jun. Sudah berapa menit kami berhenti di depan kampus, tetapi dia tidak juga melepaskan tanganku. "Iya, gue tau." ucapnya kemudian. "Terus kenapa nggak dilepasin tangan gue?" tanyaku kebingungan. "Gue belum mau pisah sama Lo, Ri." keluhnya. Sekarang bang Jun mencium punggung tanganku lama. Lagi-lagi dia menunjukkan sikap bucinnya padaku. "Gue bisa terlambat, Bang. Jam pertama ada tugas penting. Kita masih bisa ketemu lagi nanti. Please," Aku merengek. Berharap bang Jun mau melepaskan tanganku sekarang juga. "Kasih gue hadiah dulu, baru Lo boleh turun." Bang Jun mengajukan persyaratan. Hadiah apa? Di tasku tidak ada apapun. Hanya buku, peralatan tulis, laptop, dan ponsel. Apa yang bisa aku berikan sebagai hadiah? Ada-ada saja. "Sep