“Hahahahahaha! Kenapa? Terkejut? Apa yang ada di dalam kepala kamu?” tanya Nuril santai. Fajar tidak berani bertanya, dia tahu itu adalah masakan Rini. Nuril sama sekali tidak pernah memasak, biasanya Nuril akan memesan makanan siap antar. “Ehm, uhuk! Uhuk!” Fajar terbatuk karena terburu-buru menelannya. Fajar mengambil segelas air sambil celingukan mencari sosok Rini. Tak lama setelah meneguk air dia melihat Rini sedang menjemur baju dari jendela kaca ruang makan. Fajar merasa bahagia sekali, dia sangat lega melihat Rini ada di rumah. Nuril tahu ke mana arah mata Fajar tertuju. “Sudah jangan dilihat terus, itu Rini, kamu nggak lagi mimpi!” sindir Nuril dengan sengaja. “Kapan Rini pulang? Aku pikir dia nggak akan pulang lagi ke sini,” ucap Fajar sambil menarik kursi lalu duduk di

