“Ya, aku maafkan dokter Sintia, tapi tolong sekarang jangan dekat-dekat begini. Dokter punya tunangan, dan aku juga sudah menikah, memangnya dokter Sintia tidak cemas kalau sampai kita dikabarkan memiliki hubungan khusus?” tanya Fajar sambil berlalu pergi. Sintia menatap punggung Fajar yang kini berlalu pergi meninggalkannya. Sintia bersumpah kalau dia bakalan merebut hati Fajar. Entah kenapa dia merasa tertantang untuk memenangkan hati Fajar. Saat ruang pemeriksaan bubar, Sintia bergegas menuju ke poli umum di mana Fajar bekerja pagi hingga siang. Dia menunggu asisten Fajar keluar meninggalkan ruangan lalu masuk ke dalam. “Siapa?” tegur Fajar saat ada seseorang memasuki pintu ruangan. Fajar masih di dalam, dan gorden penyekat membuat pandangan matanya terhalang dari pintu. Fajar tida

