“Kalau aku kalah? Apa yang Mas mau?” tanya Nisa dengan kening mengernyit. “Nggak ada, aku nggak mau apa-apa dari kamu, pindah saja dulu,” ujarnya, seraya memutar badan berbalik dan pergi. Nisa menelan ludahnya, uang yang diberikan Sadam memang lumayan besar, uang tersebut cukup untuk Nisa gunakan sebagai modal mencari tempat tinggal baru. Nisa membawanya masuk ke dalam kamar lalu menyimpannya. Nisa tidak ingin pindah sekarang dia duduk di dalam kamarnya. Suara teriakan dari arah rumah besar masih terdengar hingga sekarang. Nisa menghela napas panjang lalu membanting tubuhnya di atas kasur lantai di mana dirinya biasa melepaskan lelah dan penat. Malam itu Lastri, istri dari Rudi marah besar. “Pak! Kamu itu sudah tua! Sadar diri! Masih saja godain wanita, kemarin Lilis kamu goda, baru

