Rini menelan ludahnya sendiri. “Aku-aku tidak yakin bisa melakukannya,” ucap Rini dengan nada terbata. Rini hanya membayangkan dua pria yang gila dengan hubungan intim dan ketika menyanggupi keduanya maka hal itu hanya akan membuat otak Rini tidak bisa berpikir jernih. Rini tidak akan mampu melayani keduanya. Melihat Rini tidak langsung menjawab, Fajar tahu Rini tidak mungkin sanggup melakukannya kalau dia meminta dengan rutin atau menekan Rini untuk menuruti semua keinginannya. “Hanya sesekali, ya?” pinta Fajar dengan suara lirih. Rini masih menatap wajah Fajar di cermin. Wajah Fajar nampak memelas. Kedua lengan Fajar memeluk pinggang Rini dari belakang dengan erat. Dia memohon agar Rini bersedia menyanggupinya. “Riin, hem?” desak Fajar lagi. “Ya, tapi aku tidak bisa menjamin kapa

