“Mas Tegar tidak akan bisa membayar biaya untuk menghabiskan waktu semalam denganku,” gurau Rini dengan senyum di bibirnya. Rini pikir Tegar hanya bercanda ketika membahas itu dengannya. “Rumah dan perusahaan,” bisik Tegar di telinga Rini lalu menyentuh lutut Rini di bawah rok mini yang Rini kenakan. “Ada ketukan di luar pintu, Mas Tegar tidak ingin karyawan berpikir kita sungguh-sungguh memiliki hubungan, bukan?” tanya Rini seraya menyingkirkan jemari Tegar dari lututnya. Tegar mendengus dengan frustrasi melihat Rini memutar badan lalu memberikan cubitan pelan pada pipinya. Berikutnya Rini keluar dari dalam ruangan kerjanya, karyawan yang menunggu di luar pintu melihat Rini keluar dengan begitu santai. Karyawan tersebut masuk ke dalam ruangan dengan berkas di genggaman tangannya.

