“Kamu keluar lagi? Hahahahahaha!” ejek Eryan lalu meledakkan tawanya. Eryan meremas kuat-kuat kedua bukit kembar Anisa sambil terus mendorong dengan hentakan cepat. Tubuh Anisa terguncang-guncang, Anisa sudah menyerah pasrah pada Eryan. Beberapa kali Eryan memindahkan kaki Anisa ke atas bahu lalu menekannya hingga menekuk dan sejajar dengan kepala Anisa sambil terus mendorong miliknya pada liang intim Anisa. “Oukhh, nikmat sekali sayang, oukhhh, Nisa, aaakhh, oukhh,” racau Eryan sambil berpacu dengan cepat. “Bos, aku akh, sepertinya akan meledak lagi, oukhh, Bos, aaaahhhhh!” jerit Anisa sambil meremas sprei pada kedua sisi tubuhnya. Liang intim Anisa mengeluarkan cairan yang sangat banyak. Eryan menatap sisi intim Anisa yang memerah, dia menambah kecepatan gerakannya. “Banyak sek

