Sinaran mentari pagi menyilaukan melalui kaca mobil, namun tak mampu menerangi kegelapan dalam hati Kirana. Baru saja ia menyalakan mesin, suara nyaring yang begitu familiar membuatnya menegang. "Ibu...?" gumam Kirana lemah saat melihat sosok ibu mertuanya berdiri di samping mobilnya dengan wajah masam. "Jadi kamu menginap di hotel? Kau tak pernah membawa pengaruh baik untuk anakku!" hardik perempuan itu tanpa basa-basi. Kirana menarik napas dalam. "Ini bukan tempat yang tepat untuk bicara, Bu. Mari kita masuk--" "Tak usah!" sergah sang mertua. "Lihatlah dirimu! Baru kerja sebagai asisten, dapat mobil inventaris sudah bersikap sombong! Tak mau bergaul dengan keluarga!" Bibir Kirana bergetar menahan amarah. "Saya menghormati Ibu, tapi ucapan-ucapan Ibu yang membuat saya tak nyaman." "

