Akhirnya, Kirana langsung menyambar tas dan kunci mobil. Pikirannya dipenuhi bayangan-bayangan buruk. Setelah berkendara dengan kecepatan tinggi selama beberapa jam, sampailah ia di rumah keluarganya di kampung. Suasana tampak sepi mencekam. Kirana turun dari mobil, mengetuk pintu berulang kali. Semuanya sunyi. Tidak ada tanda-tanda kehidupan di dalam. “Ibuuuuukk… buka pintu!!” teriaknya putus asa. “Kaniaaaa!!!” teriaknya lagi, lebih keras. Beberapa kali ia memanggil, tidak ada jawaban. Ia mencoba menelepon ponsel Kania, hasilnya sama saja. Tidak ada yang mengangkat. “Ya Tuhan… Kania… semoga kalian semua baik-baik saja,” desah Kirana lunglai. Ia duduk di teras dengan putus asa, mencoba memikirkan di mana harus mencari ibu dan adiknya. Tiba-tiba, sesuatu yang lunak dan berbau busuk men

