Brak Gebrakan itu membuat Ian dan Jingga terkejut. Reno datang dengan wajah yang tidak enak di pandang. Terlihat urat lehernya menonjol, menandakan jika pria itu sedang dalam posisi tidak baik-baik saja. "g****k! Bisa nggak sih kalau mau pacaran jangan depan umum." Gerutunya. Jingga membereskan belanjaan yang Reno simpan kasar hingga berantakan. Memungut beberapa buah dan sayuran yang bertebaran masuk ke dalam keranjang. Baru kemarin Reno menelponnya dengan bahagia, mood manusia memang tidak ada yang tahu. "Kenapa Lo?" tanya Ian. "Bener kan kata gosip karyawan disini kalau si Sekar itu simpenannya Pak Yanto." "Kok Lo bisa nyimpulin gitu?" "Gua liat sama mata kepala gua sendiri, si Sekar di cium keningnya." Ian terdiam. Perkara Sekar dan Pak Yanto memang sampai sekarang masih