Senja itu tepat nya pukul 19:00 seorang muda mudi yang baru saja beres melaksanakan ibadah solat magrib di Tajug yang ada di perkampungan yang masih sekita 20 km lagi menuju padepokan macan putih tempat Kiayi Sepuh berada.
"Halimah" ayo kita jalan lagi," mungkin satu jam lagi baru kita sampai," ajak pemuda itu
"Iya....!...." kak sebentar Halimah mau ngasih dulu mukena yang barusan di pinjam dari ibu yang rumahnya berdampingan dengan Tajug tersebut," sahut Halimah
"Baik" kakak,' tunggu di motor," Teriak Harsya,"
"Iya........"kak sahut nya," kedengarannya pelan di telinga pemuda itu.
"Selang beberapa menit Halimah pun telah berada di samping pemuda itu.
"Kak, ayo," ujar Halimah," yang melihat Harsya sedang membalas pesan chat wasttap nya.
"Ayo," naik aja, Imah Kaka bentar lagi balas dulu pesan," sahut pemuda itu yang sedang mengetik pesan,
"Setelah beres membalas pesan kepada Maman Tomat dan yang lainnya Harsya pun menoleh kearah belakang," untuk sekedar ingin tahu apakah Halimah sudah naik atau pun tidak,....!
"Sontak empat mata pun berhadapan wajah saling berdekatan debaran hati di pemuda itu bergetar hebat sama hal nya yang di rasakan oleh gadis yang sedang menatap Tampa berkedip seakan akan jantung terasa copot," dalam hati ohk.... Tuhan sungguh sempurna ciptaan mu ini," apakah hamba layak mencintai pemuda ini," gejolak dalam hatinya, begitu juga dengan pemuda itu berkata dalam hatinya yaa Tuhan," sungguh hati ini terpincut oleh mahluk yang berada di hadapanku apakah," hamba layak mencintai gadis tersebut,
"Lamunan mereka berdua pun buyar di saat petir bergeruh dengan suara yang kencang pertanda hujan akan segera turun,"
Pemuda dan gadis itu pun secara spontan mengucap istighfar bersamaan,"
Tapi tangan Halimah secara replek memeluk pinggang lelaki itu karna suara petir yang begitu keras,"
Maap," kak," cicit gadis itu menyembunyikan rasa malu nya karna memeluk pemuda tampan itu.
"Ti.."da..."Tidak apa'apa," gugup Harsya
"Kak," ayo kita berangkat takut hujan keburu turun," ajak Halimah mencairkan suasana hati yang berdesir dan wajah yang memerah seperti kepiting rebus
"Iyaa.....".....! Lest goo," sahut Harsya.
"Motor pun melaju dengan cepat menembus jalan yang begitu gelap karna tidak ada lampu penerangan jalan di kampung itu," jalan yang berlubang yang belum teraspal karna jarak dari jalan utama ke desa tersebut lumayan jauh.
"Setelah melewati pohon beringin besar di samping sungai ci buni yang airnya sering kering kalau di musim kemarau, setelah melewati jalan yang begitu gelap akhir nya kami pun memasuki desa tempat padepokan Macan Putih berada tapi untuk menuju kerumah Kiayi sepuh membutuhkan 10 km untuk sampai.
"Tidak lama kemudian hujan pun turun sangat deras dengan terpaksa Harsya pun memberhentikan motor nya tepat di rumah tua yang jarak nya jauh dari rumah lainnya
"Imah kita neduh di sini dulu,"ajak Harsya sambil motor nya di Parkirkan depan rumahnya tua itu Halimah dan Harsya berlari kearah teras rumah tersebut.
Waktu yang Sama di dalam mobil Riyan ada tiga gadis cantik yang sudah duduk di jok mobil Honda City berwarna hitam itu.
"Duduk lah dengan tenang," kita akan pergi menuju restoran ternama di kota Jakarta kak Gandi dan yang lainya menunggu tiga bidadari cantik dan kakak," kata pemuda itu dengan lembut sambil membantu memasangkan tali sabuk pengaman.
"Sedangkan kedua sahabat nya yang sedang memperhatikan sepasang kekasih yang duduk di bagian depan merasa kagum tentang kedewasaan seorang lelaki itu memperlakukan Dewi seperti bak nya seorang putri dari kahyangan.
"Ehmm........"ahk," suit....." suit...." suit..." goda dua gadis dari belakang
"Sontak kedua pasangan itu pun Tergugup dan malu karna di perhatikan oleh mereka berdua,"
"Dunia ini terasa milik berdua," yang lain ngontrak ey........!!....!..." sindir Hani sambil terkekeh di barengi oleh Indah,"
"Ahk....."rese loe kalian berdua," sergah Dewi
"Untuk mengurangi rasa malu pun Riyan mulai melajukan mobil nya kearah restoran ternama di kota Jakarta.
"Setelah mobil Riyan memasuki lahan parkir Restoran dan berhenti di ujung lahan yang tersedia karna penuh nya mobil mobil mewah tersebut, beberapa pengawal pun datang menghampiri mobil yang baru tiba di lokasi tersebut.
Para pengawal pun bergegas membuka kan pintu untuk mereka,"
"Tuan," Riyan dan Nona Dewi beserta Nona Hani Nona indah' kalian sudah di tunggu oleh Tuan gandi dan beberapa staf lainya," kata pengawal itu.
"Terima kasih," tuan," jawab Riyan sedangkan tiga bidadari yang di bawa oleh Riyan hanya mengangguk
"Mari Tuan Riyan dan yang lainya Ikuti kami," kata pengawal itu.
"Disaat Riyan Dan tiga gadis cantik mengikuti para pengawal yang sedang mengantar untuk menemui Tuan gandi yang sudah menunggu di dalam restoran mewah, tiba tiba dari arah jalan utama menuju halaman parkir Restoran mobil super mewah pun tepat berada di hadapan para pengawal serta Riyan Dan tiga gadis itu Azis pun menginjak rem membuat mobil yang berkelakuan tinggi itu menyeret ban nya sehingga mengeluarkan asap.
"Azis pun segera keluar bersama Dirga," sambil ngecoh gak jelas,"
Azis sia gelo kesambet jurig jarian ngajalanken mobil siga anu kasetanan
"Azis hanya tertawa terbahak bahak hahaha
"Kak," Azis, kaget Hani mulut nya di bekap oleh tangannya seolah olah tidak percaya apa yang di lihat nya,"
"Sayang," ini kak Azis," manja Azis menghampiri kekasih nya,"
"Sedangkan Dirga hanya berdecih
"Cuih......"Azis sedeng," lirih Dirga," masih syok atas ulah Azis yang menjalankan mobil kaya kesetanan,
"Woy....."Azis sue sudah nanti dulu temu kangen nya," kita masuk dulu ke Restoran kak," Gandi sudah menunggu ," bentak Dirga
"Hehehehe," siap Dirga," jangan galak galak," nanti cepat tua loe, entar gak ada cewek yang mau," ledek Azis
"s****n," loe, cepat masuk atau gue mau seret loe," ancam Dirga
"Lest's," Goo ," ayo sayang," ajak Azis kepada Hani sambil mata nya berkedip kearah Dirga,"
"Ihk.....gila," balas Dirga," sambil berjalan kearah pintu masuk Restoran Mewah Tersebut.
"Kak," Harsya," bagaimana hujan semakin deras mana ponsel tidak ada sinyal," keluh Halimah
"Iya......"Halimah ponsel Kaka juga tidak ada sinyal sama sekali mana bulu kuduk merinding," jawab Harsya sambil badannya bergidik ngeri..
"Ihk........." kak Harsya jangan nakutin Halimah," kata Halimah yang melangkah kepada pemuda itu agar semakin dekat.
"Halimah," jangan lupa kita dalam hati selalu membaca ayat ayat suci Al-Quran biar rasa takut dari diri kita hilang oleh mahluk yang tidak kasat mata," lirih Harsya mengingat kepada gadis itu
"Halimah," hanya mengangguk saja dan badan nya menggigil kedinginan karna hujan semakin deras.
"Pemuda itu pun lalu membuka kan jaket nya dan memakai kan kepada gadis itu.
"Kak," Harsya tidak usah nanti Kaka kedinginan lirih," Halimah
"Tidak," apa apa,' Imah justru kamu yang kedinginan," sahut pemuda itu,"
seandainya gadis itu sudah halal ingin sekali aku memeluk nya menghangatkan tubuh nya yang kedinginan itu, gumamnya dalam hati.
bersambung