"Peter!?" Satu nama terlontar dari mulut Jenny, dan Angelica, secara bersamaan. Kekagetan luar biasa jelas terlihat dari wajah, dan sikap mereka. Pria yang dipanggil Peter itu tersenyum sinis pada mereka, lalu tawanya terdengar membahana. Angelica, dan Jenny saling pandang. "Senang sekali bisa melihat keakraban mommy, dan anaknya." Peter bertepuk tangan, dengan tawa yang kembali berkumandang. "Apa maumu, Peter!?" Angelica menatap Peter tajam. Peter masih tertawa. "Jika kau dendam padaku, maka jangan libatkan Bradd, dan Jenny dalam hal ini. Kau boleh siksa aku, kau boleh bunuh aku, tapi jangan bawa, anak dan menantuku!" Tawa Peter kembali terdengar. "Ckckck ... mommy yang baik, aku terharu mendengarnya .... " tawa mengejek Peter terdengar lagi. "Sejak kapan kau begitu peduli pa