Young Master Baili Qing Shi

1261 Kata
Jenderal mana yang tidak mengetahui kegunaan dari token kemiliteran itu? Ya, Kaisar terdahulu pernah menganugerahkan Marquis Liu token berharga itu karena Marquis Liu telah membantunya menurunkan kaisar yang berkuasa turun dari tahtanya. Token itu memiliki kekuatan yang sebanding dengan kekuatan Kaisar. Seseorang yang memiliki token kemiliteran itu sama halnya dia telah memiliki separuh kekuatan militer yang ada di Tang Agung. Jadi bagaimana mungkin Kaisar Li Wei tidak takut ketika dia tahu bahwa Marquis Liu memiliki token ini? Token kemiliteran itu bahkan bisa mengumpulkan pasukan terbaik untuk pemberontakan! Permaisuri Liu kembali berbicara, “Aku hanyalah seorang wanita lemah yang tidak bisa memanfaatkan token ini. Dulunya, aku ingin memberikan token ini pada putra mahkota. Tapi karena situasinya sudah seperti ini, kau tahu itu semua tidak mungkin.” “Jadi mulai sekarang, aku akan memberikan token ini padamu. Gunakan token ini untuk melindungi putraku Jenderal. Gunakan token ini untuk negeri Tang, gunakan token ini untuk kebaikan.” Permaisuri Liu berkata dengan sungguh-sungguh. Jenderal Wei segera bangkit dan langsung berlutut, "Ya, Yang Mulia. Hamba akan melaksanakan titah yang mulia. Hamba akan menggunakan nyawa hamba untuk melindungi Yang Mulia Putra Mahkota dan Tang Agung." Permaisuri Liu mengangguk, dia kemudian berkata, " Aku mempercayaimu Jenderal Wei.” “Yang Mulia..” Jenderal Wei tampak ragu-ragu ketika dia berkata, “Yang Mulia, putra mahkota belum memiliki nama. Aku memberinya nama Baili Qing Shi, karena aku benar-benar tidak pandai dalam hal ini. Apakah Yang Mulia memiliki nama lain untuk putra mahkota?” Tanya Jenderal Wei pada Permaisuri Liu. Permaisuri tampak antusias ketika dia bertanya, "Apa arti namanya itu Jenderal?" Jenderal Wei tampak malu, "Namanya berarti ratusan kekuatan dengan cinta dan kelembutan. Aku benar-benar tidak tahu bagaimana harus menjelaskannya pada Yang Mulia. Hanya saja ketika menamainya dengan nama ini, aku berharap Putra Mahkota akan tumbuh dengan kekuatan dan cinta dalam hidupnya." Permaisuri Liu tertawa, "Jenderal, itu nama yang bagus." Permaisuri Liu sebelumnya telah menyiapkan nama untuk putranya. Jadi dia sama sekali tidak perlu berpikir terlalu lama ketika dia kemudian berkata dengan antusias, "Namanya Li Lian. Li adalah marga dari Kaisar, sedangkan Lian berarti jujur. Aku harap dia akan menjadi pemuda yang benar-benar jujur dan akan membela kejujuran di masa depan nanti." Mendengar hal ini Jenderal Wei tersenyum, dia kemudian berkata, "Itu adalah nama yang benar-benar indah yang mulia. Hamba akan menyampaikannya dan akan memberikan nama itu secara resmi untuk yang mulia putra mahkota. Hamba juga tidak berniat untuk menyembunyikan perihal kelahirannya. Hamba tidak ingin yang mulia putra mahkota melupakan jati dirinya yang sebenarnya." "En, aku mengerti maksudmu Jenderal.” Permaisuri Liu berkata, “Perihal nama, biarkan dia memutuskannya sendiri. Dia bebas memakai nama apa saja. Selain itu, aku benar-benar berterima kasih Jenderal Wei, aku benar-benar berterima kasih padamu." Permaisuri Liu terus menerus mengungkapkan rasa terimakasihnya pada Jenderal Wei. Sejak saat itulah permaisuri Liu diam-diam menyiapkan sebuah kediaman yang besar untuk putranya. Menyiapkan pelayan yang benar-benar setia untuk merawat darah dagingnya, hingga darah dagingnya itu tumbuh menjadi seorang pemuda tampan yang kini tengah telah genap berusia 22 tahun. *FLASHBACK BERAKHIR* 22 tahun berlalu… Putra Mahkota Li Lian itu benar-benar tidak mau menggunakan nama pemberian permaisuri Liu. Seolah-olah jijik dengan nama resminya itu, sang putra mahkota buangan akhirnya menggunakan nama pemberian Jenderal Wei untuk Dia gunakan. Nama Baili Qing Shi adalah namanya. Semenjak Baili Qing Shi tinggal di luar istana, dia telah menganggap Jenderal Wei sebagai orang tuanya. Namun satu-satunya orangtua baginya itu harus pergi meninggalkannya, tidak untuk sementara tapi selama-lamanya. "Hmmph, hadiah seperti itu bahkan sama sekali tidak ada artinya jika dibandingkan dengan pedang pemberian Shifu-ku." Baili Qing Shi mengunyah apel dengan ekspresi acuh tak acuh. Kenangan masa kecil yang indah kembali muncul dibenaknya. Ya, itu adalah kenangan saat dia, kakak seperguruannya dan juga Jenderal Wei berlatih bela diri bersama. Jenderal Wei telah membekali Putra Mahkota buangan itu dengan ilmu bela diri dan juga sastra sejak Baili Qing Shi masih berusia belia. Jenderal Wei sendiri yang menjadi guru bagi Baili Qing Shi dan juga putra kandungnya, yang juga adalah kakak seperguruan Baili Qing Shi. "Kalian benar-benar curang. Shifu dan Xiao ge, kalian pergi meninggalkanku sendirian disini. Benar-benar jahat." Qing Shi menatap langit, seolah dia tengah menatap guru dan kakak seperguruannya. Tidak hanya kehilangan sosok orang tua, Baili Qing Shi juga kehilangan sosok kakak yang selama ini selalu menjadi satu-satunya teman baginya. Tentu saja itu adalah Xiao ge-nya, dia adalah anak dari Jendral Wei. Remaja yang saat itu berusia dua belas tahun itu bernama Wei Xiao Yue. Usianya enam tahun lebih tua dari Baili Qing Shi, dan bagi Baili Qing Shi, Xiao Yue adalah salah satu orang yang paling berharga dalam hidupnya. Tapi nahas, saat perang terjadi, remaja Xiao Yue yang ikut berperang dan mengikuti sang ayah, Jenderal Wei, dinyatakan hilang dan tidak ditemukan. Baili Qing Shi segera menelan gigitan terakhir apelnya bersama dengan kenangan yang tiba-tiba muncul itu. Dia kemudian berteriak, "Paman Wang, aku akan keluar untuk bermain." Alih-alih menyimpan dan melihat semua hadiah yang dia terima dari ibunda dan juga klan Liu, Baili Qing Shi lebih memilih untuk keluar dari Fu-nya dan pergi berjalan-jalan di ibukota Chang’an. */ Di usianya yang sudah menginjak usia ke dua puluh dua tahun itu, Baili Qing Shi benar-benar telah mendapatkan ketenaran di ibukota Chang’an. Bahkan sebelum menginjak usia ke dua puluh tahun, Baili Qing Shi selalu dipanggil oleh para petugas pengadilan yang ada di ibukota untuk membantu mereka menyelesaikan masalah-masalah hukum. Baili Qing Shi juga tidak sepenuhnya mengandalkan uang yang diberikan oleh permaisuri padanya untuk hidup. Dia benar-benar bisa menghasilkan uang dengan bekerja di pengadilan. Bahkan tidak hanya itu, dia juga sering dipanggil oleh kantor militer yang ada di ibukota untuk membantu mereka menyelidiki kejahatan dan penyebab kematian warga lokal. Selain menguasai bela diri dan sastra, Baili Qing Shi juga telah benar-benar menguasai keterampilan empat seni saat usianya baru menginjak sebelas tahun. Hal-hal inilah yang kemudian menjadikan pemuda kaya tanpa orangtua itu menjadi idola di ibukota Luoyang. Tentu saja tidak mengherankan jika di usianya yang sudah genap dua puluh dua, Baili Qing Shi yang cerdas juga telah menguasai keterampilan enam seni yang memiliki tingkat kesulitan jauh di atas keterampilan empat seni. Begitu Baili Qing Shi keluar dari gerbang Fu-nya, dia telah disambut oleh para penggemarnya. Itu adalah para gadis yang mengidolakan Baili Qing Shi, mereka tahu bahwa hari ini pemuda itu berulang tahun, jadi mereka berkumpul untuk memberikan Baili Qing Shi bunga. Tetapi Qing Shi sama sekali tidak menyukai hal-hal seperti itu. Dia benar-benar telah kehilangan minat pada semua kecantikan yang dia lihat selama beberapa tahun ini. Jadi dia lebih memilih untuk memutar balik arahnya, dan memanjat tembok belakang Fu-nya untuk kemudian keluar dari Fu-nya. "Benar-benar menyulitkan untuk menjadi seorang yang tampan." Baili Qing Shi dengan santai mengibaskan hanfunya, karena sutra itu kini telah penuh dengan debu. (Hanfu; Pakaian trandisional) Di saat pagi-pagi sekali, Baili Qing Shi sudah meninggalkan Fu-nya dan dia hanya sempat memakan satu apel, jadi wajar kalau perutnya berbunyi karena kelaparan. "Paman Li, berikan aku mantou dengan isian daging." Baili Qing Shi sangat mengenal penjual mantou itu, dia dengan santai menyodorkan uang lebih pada penjual itu. Paman Li, si penjual mantou mengeluh, "Tuan muda, kemarin kau memberiku sepuluh koin tembaga, dan kali ini kau memberiku lebih lagi. Harga mantouku bahkan hanya 1 koin, jadi simpanlah semua koin ini. Paman akan mentraktirmu kali ini." "Tidak perlu, aku memiliki banyak uang. Paman ambillah, belikan Xiao Hua manisan." Xiao Hua adalah putri kecil paman Li. Paman Li, "Terimakasih tuan muda." Baili Qing Shi baru saja akan menggigit mantou dagingnya, tetapi sebelum dia sempat untuk menggigit roti kukus itu, seseorang telah terlebih dahulu meneriakinya, "Tuan muda, ini gawat!!" Qing Shi, “….”
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN