I Fight Because I Am the People of the Great Tang

1364 Kata
"Tidak, tidak, bagaimana mungkin aku menyalahkan dirimu Jenderal. Kau tidak perlu sungkan padaku, terlebih lagi kau adalah putra dari panutanku." Kaisar Li Wei, "Bagaiamana aku akan akan menghadapi Jenderal Wei Su nanti jika kau menyulitkan aku? Ayo bangun, bangun." Wei Xiao Yue akhirnya menghentikan sandiwaranya, dia secara alami bangun dan posisi bersujud. Ouyang Yuze, untuk kali kedua, mengikutinya lagi. "Terimakasih Yang Mulia." Kata Wei Xiao Yue dan Ouyang Yuze serempak. "Jadi, apa yang kalian ingin aku lakukan? Jenderal dan Wakil Jenderal Ouyang tiba-tiba kembali seperti saat ini, pasti ada sesuatu yang ingin kalian lakukan kan?" Masih bermain bodoh dan berpura-pura tidak mengetahui niatan Wei Xiao Yue, Kaisar Li Wei dengan ekspresi wajah polos bertanya. Tidak mau kalah, Wei Xiao Yue juga akan mengikuti sandiwara bodoh ini, "Subjekmu ini kembali untuk meminta izin bergabung dengan Yang Mulia Putra Mahkota. Aku dan pasukanku akan pergi ke Jiangnan, tolong Yang Mulia Kaisar memberikan izin." "Bagaimana mungkin aku akan menolak dan tidak memberikan izinku pada kalian? Kondisi di Jiangnan sudah cukup parah, dan nyawa rakyat di sana akan menjadi taruhannya. Selain itu, dekatnya jarak antara Jiangnan dan Dong Yang akan menjadi keuntungan sendiri bagi Dong Yang. Kita tidak bisa mengulur waktu." Kaisar Li Wei dengan pasti memerintahkan, "Pergilah Jenderal!" Wei Xiao Yue, "Ya Yang Mulia!" Setelah pergi dari istana Long Gong, Wei Xiao Yue lantas tidak lagi membuang waktunya. Dia langsung bergabung bersama dengan sepuluh ribu kavaleri di bawah pimpinannya. Kavaleri terbaik di bawah komando Jenderal Wei Junior terbagi atas tiga pasukan besar. Pasukan pertama adalah pasukan yang berasal dari suku Barbar dengan Jenderal Zhao Shiming sebagai pemimpinnya. Suku ini mulanya adalah suku yang tidak mau dan berniat memberontak, tapi pada saat pemerintahan Kaisar sebelum Kaisar Li Wei, suku ini akhirnya mau berdamai dan hidup rukun sebagai rakyat Tang. Pasukan terbesar lainnya adalah Kavaleri Qidan dengan Jenderal Shen Guang Bi sebagai pemimpinnya, dan pasukan besar terakhir adalah pasukan dengan teknik memanah terbaik, itu adalah pasukan Gaogoili dari suku Gao yang dipimpin oleh Jenderal Gao Xian Zhi. "Apakah semuanya sudah siap?" Tanya Wei Xiao Yue. Ouyang Yuze mengangguk, "En, kita bisa pergi di pagi hari sebelum matahari terbit." Wei Xiao Yue menepuk pundak Ouyang Yuze, "Pergilah temui ayahmu. Kita akan pergi berperang, perihal kita akan kembali dengan selamat atau tidak, tidak ada yang tahu. Dia menunggumu." Ouyang Yuze merasa dirinya adalah satu-satunya orang yang tidak berbakti pada orangtuanya, tapi sebenarnya, Wei Xiao Yue juga tidak jauh berbeda. Ouyang Yuze berkata, "Kau juga harus pergi menemui ayahmu. Jenderal menunggumu. Sudah berapa tahun kau tidak pergi menemuinya?" Wei Xiao Yue menganggap hal ini adalah hal yang lucu, dia dengan bangga berkata, "Tiga tahun." Ketiga jari ramping dan putih tuan muda Ouyang terangkat, dia tampak tidak percaya, "Kau bahkan tidak membakar uang kertas untuk ayahmu selama ini? Lalu dupa dan papan persembahan di gubuk reot itu untuk apa?!" "Tidak ada, aku hanya menaruhnya karena seorang Bikkhu menyuruhku." Wei Xiao Yue melambai, "Aku akan pergi membakar uang kertas untuk ayahku." Ouyang Yuze menatap punggung Wei Xiao Yue yang berjalan menjauh, dia dengan putus asa berkata, " Jenderal Wei Su, aku akan membakar lebih banyak uang kertas untukmu. Kau jangan khawatir, tapi…., Kau harus melindungi kami ketika perang nanti hehehehe." *_ Klan Wei yang tidak lain adalah klan ayah Wei Xiao Yue adalah klan yang berperan besar dalam penyelamatan Wei Xiao Yue kecil ketika dia nyaris mati membeku di medan perang belasan tahun silam. Wei Xiao Yue mulanya tidak tinggal di Luoyang, dia tinggal bersama paman dan bibinya yang ada di Henan. Tapi setelah lulus dalam ujian Kekaisaran di bidang militer, dia akhirnya pindah ke ibukota Luoyang dan tinggal di sana sendirian. Fu yang dimiliki oleh Wei Xiao Yue tidak kalah besarnya dengan Fu milik Baili Qing Shi. Hanya saja, jika di Fu Baili Qing ada banyak pelayan tua, maka di Fu Wei Xiao Yue, tidak ada sama sekali pelayan, baik tua atau muda. Ya, Fu itu kosong dan tidak berpenghuni. Setiap bulannya, Wei Xiao Yue hanya akan menyuruh beberapa pekerja membersihkan Fu-nya, tanpa membiarkan mereka bekerja dan menetap di tempatnya. Bahkan ketika Wei Xiao Yue pulang setelah tiga tahun hidup sebagai Wen Xiaobo, tidak ada sebutir debu pun yang menghantam wajahnya ketika dia membuka pintu. Langkah kakinya sangat pasti, dia menuju ke sebuah ruangan yang ada di dalam Fu-nya. Begitu pintu ruangan terbuka, asap dupa dan bau khas dupa sudah menusuk hidungnya. Ya, itu adalah aula leluhur. Wajah Wei Xiao Yue tampak acuh tak acuh ketika dia mengambil dua batang dupa lalu kemudian membakarnya dan menancapkannya ke dalam Hiolo. "Aku akan membakar banyak uang kertas untuk kalian dan pergi ke kuil Buddha setelah aku kembali. Jadi, tolong jaga aku dari sana yah." Tatapan Wei Xiao Yue mengarah ke tablet ibunya, dia diam-diam berkata, "Niang, aku mungkin tidak pernah melihatmu, aku hanya tahu wajahmu dari lukisan, tapi…tapi aku tahu kalau ketampananku ini diwariskan dari kecantikanmu." Buah persembahan tiba-tiba jatuh. Wei Xiao Yue, "……" Wei Xiao Yue memungut buah persik itu dan mengembalikannya ke tempatnya, dia mengoceh, "Aiya, Lao Die, apa kau tidak setuju dengan ucapanku tadi? Baiklah, baiklah, aku tampan karena aku putra kalian. Ahahahh." (Niang berarti ibu. Lao Die, cara Wei Xiao Yue memanggil ayahnya) "Eh? Niang, Die, apa kalian tahu kalau aku sekarang punya seorang putra angkat? Hahaha ya, aku adalah seorang Yifu sekarang. Dan dia adalah pemuda kaya raya. Dia membelikan aku banyak pakaian dan makanan." Wei Xiao Yue, "Usianya hanya terpaut enam atau lima tahun dariku, tapi dia benar-benar menyebalkan. Apa sebaiknya aku menghukumnya?" Tidak ada jawaban. Ya, Wei Xiao Yue yang sudah tiga tahun tidak pergi ke aula leluhur tiba-tiba mengoceh banyak hal. Buah persik jatuh untuk kedua kalinya. Wei Xiao Yue, "…." "Kalian tidak setuju kalau aku menghukumnya? Ya, ya, aku tidak akan menghukum putraku. Kalau begitu, kalian harus membantuku menjaganya. Dia nakal dan sembrono." Wei Xiao Yue membungkuk lalu kemudian berlalu pergi meninggalkan aula leluhur. Setelah pergi dari Wei Fu, Wei Xiao Yue berniat pergi ke rumah keluarga Ouyang. Bukan untuk berpamitan atau memberi salam, dia kesana untuk membantu tuan Ouyang mengolok-olok Ouyang Yuze. "Aiya, Bukankah ini Jenderal Wei Juni-o-r?" Tuan Ouyang tampak ramah. Wei Xiao Yue tersenyum dan membungkuk, "Paman, apa kabar?" Tatapan Wei Xiao Yue kemudian beralih ke Ouyang Yuze yang meringkuk di sudut ruangan. Dia menekuk lututnya dan duduk dengan sopan. Tampak anggun dan berintegritas. Seringai licik muncul di wajah Wei Xiao Yue, "Ada apa dengan Yuze? Apa terjadi sesuatu?" "Dia sudah berada dalam tahap usia menikah. Sejarusnya dia…" Tuan Ouyang menyipitkan matanya, "Xiao Yue, kau juga…" Tahu bahwa dia juga akan mendapatkan pencerahan dari tuan Ouyang, Wei Xiao Yue segera menyela ayah Ouyang Yuze itu, "Paman, kami harus segera berangkat ke Jiangnan. Aku datang untuk berpamitan dengan paman. Aku membawa beberapa tonik herbal dan ginseng untuk paman." "Yuze, ayo kita pergi." Wei Xiao Yue membungkuk lalu dengan kecepatan kilat menghilang dari pandangan tuan Ouyang. Tuan Ouyang hanya bisa menggelengkan kepalanya, "Kedua anak itu." *_ Tepat saat matahari belum terbit, kavaleri keluar dari gerbang ibukota Luoyang. Wei Xiao Yue duduk di atas kudanya dengan ekspresi angkuh. "Apa kau tidak menggigil? Ini musim dingin, jadi kenapa kau memakai pakaian tipis?" Si mulut wanita, Ouyang Yuze masih mengomel, "Kau memakai armor besi, dan ketika udara dingin, maka kau akan menjadi semakin dingin." "Aiya, kau cerewet sekali!" Wei Xiao Yue mencambuk b****g kudanya dan meninggalkan Ouyang Yuze yang cerewet jauh di belakang. Ouyang Yuze, "...." Ouyang Yuze, "Lin Bo." Lin Bo yang sedari tadi diam segera menyamai langkah kaki kuda Ouyang Yuze, "Ya, Wakil Jenderal Ouyang!" "Bawakan beberapa pakaian tebal untuk manusia keras kepala itu! Di kamp darurat nanti, aku akan mengikatnya dan memasukkan beberapa lapis kain ke tubuhnya!" Ouyang Yuze menatap bayangan Jenderal Wei yang perlahan lenyap di kejauhan. Perjalan ke Jiangnan membutuhkan waktu beberapa hari. Tapi dengan kuda perang terbaik yang dimiliki oleh pasukan Jenderal Wei, maka jarak dari Luoyang ke Jiangnan bisa ditempuh dalam waktu dua hingga tiga hari saja. Salju yang mendinginkan tubuhnya tidak mampu memadamkan tekad seorang Wei Xiao Yue. Melalui sela-sela giginya, Jenderal Wei Xiao Yue berkata, "Aku berperang bukan karena aku menyukainya, aku berperang bukan karena aku adalah seorang Jenderal, aku berperang karena aku adalah rakyat Tang."
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN