Ketika Dua Abi Bertemu

1533 Kata

Berkat perkara itu, aku jadi sering melihat Abi. Dia terus datang ke kantor, mencegatku begitu keluar dan terus membujukku untuk mau menjual tempat itu padanya. Fatir bahkan ikut membujukku untuk melakukan hal yang sama. Namun aku tetap pada pendirianku. “Sudahlah Al, lebih baik kita tidak melakukan hal ini.” Fatir kembali membujukku. “Memangnya kenapa? Toh, itu memang hak kita.” “Iya, tapi sebaiknya....” “Mas, aku mohon.” Aku menatap Fatir lekat-lekat. “Nggak Al, aku yang mohon sama kamu,” potong Fatir. “Sebenarnya apa alasan kamu melakukan ini semua? Apa kamu menaruh dendam sama mereka?” Aku tersenyum kecut. Perasaanku bergejolak mendengar pertanyaan itu. Bukankah jawabannya sudah jelas. Aku benci melihat mereka bahagia. Aku benci melihat Nina tersenyum dalam pelukan Abi. Aku benc

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN