Devan sedang duduk dengan kaki menyilang. Salah satu tangannya bersedekap, sedangkan yang satu tampak menopang kepalanya yang terlihat miring. Dahinya berkerut dalam sambil menatap ke arah depan dengan begitu serius. "Apa tidak ada yang lebih tertutup? Lagi pula itu terlalu sempit, kasian calon anakku nanti jika terjepit!" keluhnya masih dengan emosi yang datar. Elaine yang mendengar hal itu langsung mendesah dengan kasar. Dia menatap Devan kesal dengan bibir yang mengerucut. Apa-apaan lelaki itu? Apa dikira mencoba gaun pengantin itu tidak ribet? Ini juga sudah dua hari sejak mereka memutuskan untuk mencari perlengkapan pernikahan, bahkan sudah beberapa butik mereka datangi, tapi Devan sama sekali belum menemukan yang cocok. `Sebenarnya, siapa yang akan memakai gaunnya, sih? Dia ata