"Dev, kenapa kita ke sini?" tanya Elaine terkejut mendapati ternyata Devan mengajaknya ke apartemen. Wanita itu menatap Devan dengan mata bulatnya yang sempurna. "Bukannya kamu ingin beristirahat?" tanya Devan menoleh sekilas pada Elaine. "Tapi bukan di apartemenmu juga, aku ingin pulang ke rumah," protes Elaine sedikit kesal. "Di rumah ada Akram, yang ada nanti kamu tidak jadi beristirahat." Tangan Devan terulur untuk membelai rambut Elaine. "Lalu apa bedanya? Di sini juga ada kamu!" Elaine mulai mengerucutkan bibir dengan tangan yang bersedekap. Hal ini membuat Devan terkekeh. Lelaki itu menghentikan mobilnya tepat di sebelah pintu masuk apartemen. Dia tak langsung keluar, melainkan duduk miring untuk menghadap Elaine. "Tenang saja. Kamu bisa beristirahat dengan leluasa, aku