Sesaat, tiga orang itu saling diam dengan wajah yang berkerut. Tiga-tiganya sama bingung, karena mereka mengenal satu sama lain. "Kalian…," ujar Elaine tak menyelesaikan ucapannya. Tangannya hanya menunjuk ke arah Devan dan juga pak Adit secara bergantian. Sedangkan Devan langsung mendekati kekasihnya itu. Tiba-tiba dia teringat sesuatu. "Jadi ini alasanmu mengubah penampilan waktu itu?" Seolah tersadar dari keterkejutannya, Elaine menepuk dahinya dengan pelan. Bisa-bisanya dia lupa masalah meeting beberapa minggu yang lalu. Bukannya di sana juga ada pak Adit dan dirinya malah menyamar? Elaine menghela napas panjang. Karena banyak memikirkan masalah akhir-akhir ini, dia sampai lupa dengan hal sepele seperti ini. Wanita itu tersenyum meringis, saat menatap ke arah Devan. "Dasar,"