Bab 2

905 Kata
Enam bulan yang lalu Terlihat seorang pria tampan. Alexavier Bayuangga. Pria yang memiliki wajah yang dingin dan tegas ini masuk ke dalam kantornya. Dia selalu ditemani Brandon, sahabatnya sekaligus asisten pribadi Alex sementara. Semua karyawan bahkan semua takut pada bosnya karena semakin hari menurutnya Alex semakin dingin dan terlihat kejam dalam memimpin, dia tidak akan memaafkan kesalahan sekecil apapun dan akan langsung memecatnya. Brandon sendiri hanya menghela nafas panjangnya, semenjak kehilangan kakek dan neneknya satu minggu yang lalu, membuat Alex merasa seperti kehidupannya juga mati. "Tuan," sapa Kayla langsung berdiri dan menundukkan kepalanya pelan namun Alex tidak membalasnya bahkan tidak menoleh ke arah Kayla sama sekali, Kayla sendiri sudah kebal dan tidak mempermasalahkan itu karena memang sedari awal dia bekerja di sini satu tahun yang lalu, bosnya sudah seperti itu, Dia sendiri juga merasa iba, saat mendengar keluarga Bayuangga kembali berduka karena kematian kakek dan nenek Alex yang semakin merubah sikap Alex menjadi dingin dan terkadang sedikit arogan. "Kayla, aku ada jadwal di perusahaan ayahku, kau handle pekerjaanku selagi aku tidak ada," kata Brandon memberitahu yang di angguki oleh Kayla. "Baik, Tuan," ucap Kayla. Kayla mengecek dokumen dokumen yang ada lalu menghela nafasnya sebelum dia masuk ke dalam ruangan Bosnya. Tok Tok "Masuk" suara boriton Alex terdengar yang akhirnya Kayla masuk ke dalam. "Tuan, sepuluh menit lagi kita ada meting di restoran x bersama Tuan Dion," kata Kayla namun hanya di jawab deheman oleh Alex. Kayla pun langsung pamit dari sana, "Siapa yang menyuruhmu keluar," kata Alex yang membuat Kayla terkejut dan akhirnya tidak jadi keluar. "M-maaf tuan, saya pikir tidak ada yang anda bicarakan lagi," kata Kayla yang sedikit takut dirinya akan di pecat mengingat Alex memang sangat suka sekali langsung memecat orang, meskipun itu hanya kesalahan kecil. "Buatkan aku kopi," kata Alex. "Tapi sebentar lagi kita akan meting Tuan," kata Kayla yang merasa aneh karena bosnya ingin di bawakan kopi, padahal sepuluh menit lagi dia ada meting di restoran dan sudah pasti dia akan memesan kopi di restoran karena Kayla memang sudah mengerti kebisaan Alex saat meting. "Kau menolak perintahku? Dan kini kau mengajariku?" Tanya Alex memicingkan alisnya yang membuat Kayla tersadar. "T-tidak Tuan, bukan itu maksutku, saya.. saya hanya.." "Kau di pecat, pergi dari sini," kata Alex dengan tegas yang membuat Kayla terkejut. "T-tidak.. tolong Tuan, tolong jangan pecat saya, saya memiliki adik yang sedang sakit, saya membutuhkan pekerjaan ini untuk membiayai rumah sakitnya," kata Kayla bahkan menangis, dia benar-benar masih membutuhkan pekerjaan ini, selain di sini gajinya terbilang banyak, mencari pekerjaan baru juga sangat susah sementara setiap harinya dia membutuhkan uang karena penyakit adiknya. "Aku tidak peduli, siapapun yang berani menjawab perkataanku, ku anggap dia tidak mau bekerja denganku," kata Alex yang nampak sama sekali tidak peduli dengan perkataan Kayla. "Berikan saya kesempatan, Tuan, saya akan melakukan apapun, tolong maafkan saya," kata Kayla menangis bahkan kini berlutut di depan meja Alex. "Adikku, membutuhkanku, Tuan. Hanya dia yang saya punya, jika dia berhenti dari pengobatannya, aku mungkin tidak akan sanggup hidup," kata Kayla yang membuat Alex terdiam. "Pergi, dan jangan ulangi lagi kesalahanmu," kata Alex yang membuat Kayla tersenyum dan lega. "Terima kasih, Tuan, terima kasih," kata Kayla yang langsung pergi dari sana dan membuatkan kopi untuk Alex, dia tidak mau membuat Alex marah lagi, "Kayla, ada apa?" Tanya Aldo yang melihat mata Kayla memerah dan bisa di lihat jika dia habis menangis. "Tidak apa, Aldo," kata Kayla yang tentu saja dia tidak mau menceritaka apa yang sudah terjadi baru saja. Aldo menghela nafas panjangnya dan meraih bahu Kayla. "Sayang, aku kekasihmu, apapun yang terjadi, bagilah ceritamu padaku, aku juga ingin tau apa kesedihanmu? Apa ini tentang Rama?" Tanya Aldo. Aldo adalah kekasih Kayla, mereka baru menjalin hubungan tiga bulan yang lalu, dan tidak banyak orang tau kalau mereka menjalin hubungan karena kesepakatan bersama. "Lain kali saja aku cerita, aku sangat buru-buru," kata Kayla lalu meninggalkan kekasihnya, dia sangat buru-buru karena takut bosnya ini menunggunya lama. Tok Tok "Masuk" Kayla langsung masuk dengan secangkir kopi yang biasa di minum oleh Alex. "Ini kopinya, Tuan," kata Kayla yang di tanggapi Alex dengan deheman saja. "Apa anda membutuhkan sesuatu lagi, Tuan?" Tanya Kayla karena dia tidak mau, kejadian tadi terulang lagi, "Tidak, pergilah, dan tunda metingnya setengah jam lagi," kata Alex yang dimengerti oleh Kayla. "Baik, Tuan," ucap Kayla lalu pergi dari sana. Dia bisa bernafas lega karena sudah keluar dari ruangan Alex, berada di ruangan Alex menurutnya membuat dia sesak nafas, apapun yang dia kerjakan membuat dia menjadi gugup karena takut melakukan kesalahan. Kayla langsung Reschedule ulang meting yang seharusnya akan di mulai beberapa menit lagi, Setelah semuanya beres, Kayla memilih untuk mengerjakan pekerjaannya sebelum meting. Sementara di dalam, Alex malah hanya memandangi arah luar dari kaca ruangannya. dia masih sangat mengingat bagaimana dua tahun yang lalu dia bahkan masih bisa mengobrol dan bercanda dengan kakek dan neneknya Namun mereka kini sudah meninggalkan dia dan keluarganya. Alex menghela nafas panjangnya lalu memilih untuk menghubungi ibunya, di sini yang sangat terpukul adalah Flora, sang ibunda, bahkan beberapa hari ini Flora masih tidak mau makan, dia masih murung karena kepergian mertuanya. 'Ada apa, Xavier?' Tanya Carly sang ayah dari seberang sana. "Aku menghubungi Mommy, Kenapa Daddy yang mengangkatnya," kata Alex. "Di mana Mommy?" Tanyanya. "Mommymu baru saja tidur, biarkan Mommy mu istirahat, kau fokuslah bekerja saja," kata Carly. "Tapi Mommy baik-baik saja, Kan?" Tanya Alex. "Dia baik-baik saja, tadi sudah mau makan dan berbincang cukup lama dengan Daddy," kata Carly yang membuat Alex bernafas lega
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN