Bab 3

1047 Kata
Kayla berjalan di belakang Alex seperti bisanya, mereka akan ke restoran di mana meting mereka di adakan. Alex melemparkan kunci mobilnya kepada Kayla yang membut dia gelagapan menangkapnya, "Aku tidak memiliki supir, jadi kau yang menyetir," kata Alex yang membuat Kayla menghela nafas panjangnya dan menuruti saja apa yang di perintahkan bosnya. Kayla memang bisa menyetir, tapi dia hampir tidak pernah menyupiri bosnya karena memang biasanya mereka berangkat bersama Brandon. Kayla sebenarnya merasa aneh, karena Alex adalah bos, dan seharusnya dia memiliki supir, namun entah apa alasannya dia tidak mau memakai supir untuk mengantarnya ke mana-mana. Kayla akhirnya mengemudikan mobil Alex menuju restoran. "Berapa usia adikmu?" Tanya Alex tiba-tiba saat mereka sudah berada di mobil. "Sepuluh tahun, Tuan," kata Kayla. Alex terlihat memicingkan alisnya, "Bukannya kau berumur 23 tahun? Itu artinya kau terpaut jauh dari adikmu?" Kata Alex yang di angguki oleh Kayla. Alex tidak berbicara lagi, sebenarnya tadi Alex merasa tidak peduli dengan Kayla, tapi saat Kayla mengatkan hanya adiknya yang dia punya, tiba-tiba Alex merasakan iba, karena dia sangat tau bagaimana kehilangan orang yang sangat dia cintai. Setelah sampai, mereka meting seperti biasa selama hampir kurang lebih tiga jam, "Kita makan siang dulu, Tuan Alex. Sebentar lagi juga memasuki jam makan siang," kata Dion yang akhirnya di setujui oleh Alex. Mereka akhirnya memesan makanan sambil berbincang ringan, Namun tiba-tiba Dion mendapatkan telefon penting yang mengharuskan dia meninggalkan Alex. "Aku benar-benar minta maaf, ada hal yang sangat penting dan aku harus ke sana," kata Dion yang sebenarnya tidak enak dengan Alex karena tadi dia yang mengajak Akex untuk makan siang. "Tidak apa-apa, keluarga lebih penting dari apapun," kata Alex yang mengerti. Tadinya dia tentu saja marah, yapi setelah Dion mengatakan alasannya karena keluarga, dia tidak bisa mencegahnya. Karena keluarga memang harus utama. Kini tinggal Alex dan Kayla saja, karena sekretaris Dion juga pamit, dia tidak mungkin ikut makan jika tidak ada bosnya. Kayla sebenarnya sedikit canggung dan gugup karena ini adalah pertama kalinya dia satu meja dengan bosnya hanya makan berdua. "Astaga, jika ada ornag lain melihat kami, pasti salah paham," gumam Kayla dalam hatinya. Alex yang memang lapar tidak peduli dengan Kayla yang merasa canggung atau tidak di sampingnya. Dia memilih untuk makan dengan tenang, Melihat Alex yang seperti tidak memperdulikannya, akhirnya Kayla juga ikut makan, karena dia pun sangat lapar. Mereka benar-benar banya makan dan tanpa mengeluarkan satu kata sekalipun. Setelah makan Alex meminta Kayla untuk langsung kembali ke perusahaan, namun saat di tengah perjalanan, Akex mendapatkan kabarkalau ibunya masuk ke rumah sakit yang membuat dia panik. "Kita putar balik ke rumah sakit x," kata Alex khawatir yang di angguki saja oleh Kayla. Kayla dengan buru-buru mengendarai mobil Alex karena melihat Alex sangat khawatir. Setelah sampai, Alex langsung turun dan akhirnya Kayla pun ikut turun karena takut terjadi apa-apa dengan bosnya ini, Padahal dia tidak tau, siapa yang sedang sakit. Alex langsung masuk ke dalam ruangan di mana ibunya di rawat. "Mom," panggil Alex yang ternyata Flora masih belum sadar. "Ada apa dengan Mommy?" Tanya Alex kepada ayahnya. Carly menghela nafas panjangnya, entah kenapa kehilangan orang tuanya membuat Flora seperti ini, "Ada apa dengan Mommy, Dad?" Tanya Alex lagi karena Carly tidak menjawabnya. "Mommy mu mengalami depresi," kata Carly menatap istrinya dengan sendu. Alex terkejut dan tentu saja merasa sedih. "Jangan beritahu adikmu tentang Mommy, dia sedang menenangkan dirinya di negara x, jika dia tau, dia pasti semakin kepikiran," kata Carly yang di mengerti oleh Alex, tentu saja Alex tidak mungkin mengatakannya kepada adiknya Alara, karena sudah pasti bukannya tenang, tapi Alara semakin kepikiran dan khawatir. Sedangkan di luar ruangan. Kayla masih menunggu di luar, entah kenapa dia malah menunggu Alex di sana. "Kalau aku tinggal, aku takut di butuhkan, kalau Bos membutuhkanku saat aku tidak ada lalu aku di pecat bagaimana," gumam Kayla, dia mencari aman dan memilih untuk menunggu Alex meskipun dia harus menunggu berjam-jam lamanya. Di dalam ruangan, terlihat Flora yang sudah tersadar dari pingsannya. "Sayang," panggil Carly yang merasa sedjkit lega karena istrinya sudah sadar. Flora mengubah posisinya menjadi duduk, dan tentu saja Carly dengan telaten membantunya. "Aku di rumah sakit?" Tanya Flora yang di angguki oleh Carly. "Kenapa ada Alex juga di sini?" Tanya Flora. "Mommy ada di rumah sakit, tentu saja aku langsung ke sini, aku menghawatirkanmu, Mom," kata Alex. "Maafkan Mommy," kata Flora yang merubah raut wajahnya, entah kenapa dia sangat sulit mengendalikan dirinya, kehilangan Sean dan Giska membuat di semakin terpuruk setelah dia kehilangan ayahnya, dan juga mertuanya yang sudah dia anggap seperti orang tuanya sendiri. "Katakan apa yang membuat Mommy bahagia, apa Mommy ingin liburan ke suatu tempat?" Tanya Alex, mungkin saja Flora ingin mengunjungi suatu tempat agar bisa menenangkan dirinya seperti Alara. "Mommy tidak tau," kata Flora, nyatanya sepertinya di manapun dia berada, dia mungkin masih mengingatnya. "Mommy mungkin hanya membutuhkan waktu, maafkan Mommy merepotkan kalian," kata Flora yang menjadi merasa bersalah sendiri, "Apa yang kau katakan, yang terpenting kau baik-baik saja," kata Carly lalu memeluk istrinya. "Ingatlah kami, kami menyayangimu, kami sudah kehilangan banyak keluarga, aku berharap kita bangkit dan bisa menguatkan satu sama lain," kata Carly yang membuat Flora akhirnya menangis. Carly mengelus punggung Flora dan membiarkan istrinya menangis. Alex sendiri merasa sedih dan mengerti apa yang di rasakan oleh ibunya. Setelah di rasa sudah tenang, Flora memaksa untuk pulang, padahal dia belum bertemu dengan dokter yang ingin memeriksa Flora lebih lanjut, Karena Flora terus memaksa, akhirnya Carly dan Alex terpaksa menurutinya. Carly mendorong kursi roda Flora karena dia tidak memperbolehkan istrinya berjalan. Setelah keuar Alex cukup terkejut karena Kayla masih di sana. Bukan hanya Alex, Carly yang memang tau Kayla terkejut karena ada sekretaris anaknya di sana. "Kayla, kau di sini? Apa tadi kau datang bersama Alex?" Tanya Carly menyapa Kayla. "kenapa tadi tidak ikut masuk?" Tanya Carly lagi. "A-aku.. aku tadi.." "Kayla? Cantik sekali, apa dia kekasihmu Alex? Kenapa tidak membiarkan dia masuk," kata Flora tersenyum, dia melihat Kayla, wanita cantik yang datang bersama putranya. Perkataan Flora tentu saja membuat mereka terkejut, "Mom, dia-.." "Dia memang kekasih Xavier, Sayang," kata Carly menimpali yang membuat Akex dan Kayla semakin terkejut. "Benarkah, cantik, Mommy menyukainya," kata Flora tersenyum. "Dad-.." Alex yang ingin memprotes namun tidak jadi karena Carly menatap tajam dirinya. Kayla sendiri bingung harus menjawab apa, dia ingin sekali menyangkal tapi sepertinya tatapan Carly mengisyaratkan sesuatu yang akhirnya dia hanya diam.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN