Bab 6

1010 Kata
Seharian Alex kepikiran dengan perkataan ibunya yang menginginkan dia menikah dengan Kayla, meskipun ibunya sudah tidak memaksa, namun entah kenapa ada raut kekecewaan yang ada di wajah Flora yang membuat hati Alex menjadi sakit. Apalagi melihat Flora saat makan tadi, sangat terlihat jelas jika dia memang merasa kesepian. Alex menghela nafas panjangnya, dia memilih untuk pergi ke ruang kerjanya, dia membuka laci meja kerjanya dan di sana ada fotonya dengan wanita yang sudah meninggalkannya dan memilih pria lain, sejak saat itu dia memang belum siap untuk menjalin hubungan lagi dengan seorang wanita. "Jika saja kau tidak tergoda dengan pria lain, mungkin kau akan bahagia menikah denganku, Dira," gumam Alex mengepalkan tangannya, Dulu dia dan Dira saling mencintai dan bahkan hampir bertunangan, Dira adalah wanita yang baik, namun dia tergoda dengan pria lain karena Alex sempat meninggalkannya selama satu bulan karena perjalanan bisnis. Alex baru mengetahui saat ternyata Dira di kabarkan hamil dengan pria itu, Alex yang tidak terima ingin memberikan mereka pelajaran namun ternyata mereka sudah kabur terlebih dahulu. Alex ingin sekali mencari mereka namun Flora mencegahnya dan meminta Alex untuk melupakannya. Apalagi saat itu keluarga mereka masih dalam keadaan berkabung pasca meninggalnya keluarga mereka karena kecelakaan pesawat. Flora menginginkan Alex melupakannya dan membuka hatinya kepada wanita lain, namun sudah hampir dua tahun malah membuat Alex semakin dingin dengan wanita dan bahkan tidak tertarik sama sekali dengan wanita, untuk itu saat tau Alex membawa seorang wanita ke rumah sakit dan bahkan suaminya mengatakan jika dia adalah kekasih Alex, membuat Flora merasa sangat bahagia, walaupun dia cukup sedih dan kecewa saat tau semuanya, tapi Flora merasa jika Kayla adalah wanita yang tepat untuk Alex. ***** Keesokkan paginya, Flora seperti biasa masih saja murung, dan itu membuat Alex semakin kepikiran. Alex masih melihat senyuman tilis di wajah ibunya, namun senyuman itu seperti dia paksakan. "Jika kau bersikap seperti ini, putramu mungkin tidak akan mempunyai pilihan lain," kata Carly yang kini berada di kamar mereka. "Aku tidak memaksanya, dan aku sudah mengatakan padanya," kata Flora menyangkalnya. "Tapi sikapmu dan raut wajahmu menunjukkan hal lain," kata Carly namun Flora tidak menjawabnya. Entah apa yang ada di pikiran Flora, namun Carly sendiri hanya bisa menghela nafas panjangnya. "Jangan bersikap seperti ini, apa kau tidak kasihan denganku," kata Carly. "Kasihan kenapa?" "Aku juga membutuhkanmu, aku rindu dengan senyummu, dengan sikap manjamu, aku pun sama seperti dirimu yang merasa sangat kehilangan, tapi karena masih ada kalian yang menjadi hidupku," kata Carly. "Maafkan aku, Sayang. Aku hanya masih membutuhkan waktu, tidak apa kan jika kau menunggu," kata Flora yang sebenarnya merasa bersalah, dia bahkn sempat di nyatakan depresi dan dia sangat tau bagaimana sedihnya suaminya. Namun tidak di pungkiri jika Flora masih suka mengingat tentang keluarganya yang sudah meninggal, terlebih anaknya yang juga masih saja belum membuka hatinya kepda orang lain. Lalu putrinya juga yang jauh darinya karena ingin menenangkan dirinya. Alex sampai di kantor yang membuat Kayla sangat lega. Tok Tok "Masuk" Kayla langsung masuk saat sudah mendapatkan izin dari Alex. Alex mengerutkan dahinya karena Kayla sepertinya ingin mengatakan sesuatu namun dia terlihat ragu. "Jika tidak ada sesuatu yang penting, lebih baik kau keluar, kau membuang waktuku," kata Alex yang membuat Kayla semakin tergugup. "T-tuan, bisakah saya mengambil pinjaman?" Kata Kayla pada akhirnya. Alex nampak mengerutkan dahinya. "Mengajukan pinjaman kantor bukan bagianku," kata Alex. "Bu-bukan, bukan ingin mengajukan pinjakan kantor, tapi saya ingin meminjam secara pribadi dengan anda," kata Kayla yang akhirnya di mengerti oleh Alex ke mana arah pembicaraannya. Kayla nampak bingung karena Alex tidak menanggapi perkataannya. "T-tuan saya mohon, saya benar-benar membutuhkannya, adik saya harus segera di operasi dan biayanya sangat mahal, aku sudua mencoba menganbil pinjaman kantor, tapi di tolak oleh pihak kantor, saya bingung harus meminjam kepada siapa lagi," "Saya bisa membayarnya dengan mencicil gaji saya, Tuan, saya mohon," kata Kayla memohon. Dia sangat berharap jika Alex memberikan dia pinjaman, karena dia harapan dia satu-satunya dan terakhir. "Kau pikir aku bank?" Kata Alex yang membuat Kayla merasa semakin lemas. "Tolong saya Tuan, adik saya benar-benar harus segera di operasi," kata Kayla yang bahkan sudah menangis. "Dia adalah keluargaku satu-satunya yang saya punya," sambungnya sambil terisak. Alex memalingkan wajahnya dan mengeplkan tangannya, dia pling tidak bisa jika ada sedeorang yang mengatakan jika dia tidak memiliki siapapun selain adiknya. "Temui aku satu jam lagi," kata Alex yang membuat Kayla sebenarnya bingung namun dia menurutinya, Sepertinya dia masih ada harapan dan mungkin saja Alex masih memikirkannya, mengingat Kayla memang masih beberaoa tahun bekerja di perusahaan Alex. Kayla menunggu di mejanya dengan cemas. Dia bahkan tidak konsentrasi melakukan pekerjaannya sebelum Alex memberikan jawaban atas permintaannya. Belum satu jam, Kayla langsung masuk ke dalam ruangan Alex karena dia memanggilanya. "Aku tidak akan memberimu pinjaman," kata Alex yng membuat Kayla benar benar lemas. "Tapi aku bisa memberimu uang sebanyak yang kau inginkan dengan satu syarat," kata Alex. "S-syarat?" Beo Kayla. "Menikah denganku," kata Alex yang membuat Kayla benar-benar terkejut. "A-apa? Apa maksut anda?" Tanya Kayrla yang masih syock dan takut kalau dia salah dengan. "Ibuku menyukaimu dan memintaku untuk menikah denganmu secepatnya, jadi kau harus menikah denganku agar membiat ibuku sembuh dan merasa senang," kata Alex namun Kayla tidak menjawab, "Baca itu," kata Alex yang memberikan sebuah kertas kepada Kayla. "Pernikahan Kontrak?" Beo Kayla. Kayla membaca dengan seksama apa saja isi yang tertulis di kertas itu. "Tanda tangani ini, lalu Menikah denganku, aku akan memberikanmu uang yang kau mau dan bahkan memberikanmu uang setiap bulannya," kata Akex yang nampak Dingin, namun bicaranya terlihat tegas. Kayla memandangi berkas di atas meja dan nampak bingung antara menerimanya atau tidak. "Aku hanya akan memberimu waktu sampai siang hari, jika kau tidak memberiku jawaban, maka aku menganggapnya kau tidak setuju dengan tawaranku," kata Alex "Tidak tidak, aku setuju, aku setuju, Tuan." Kata Kayla pada akhirnya. Alex memberinya bulpen agar Kayla bisa menandatangani surat perjanjian mereka. "Tuan, bisakah aku meminta uangnya sekarang? Aku harus memberikannya ke rumah sakit agar adikku bisa menjalani operasinya," kata Kayla yang sudah menandatangani berkas itu. Alex akhirnya menuliskan sebuah nominal di cek miliknya lalu memberikannya kepada Kayla. Kayla sangat terkejut karena nominalnya lima kali lipat dari yang dia butuhkan.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN