"Benar yang dikatakan istriku, Red?" Tatapan ayah pada Om Redi seperti serigala kelaparan. Mama memandang Om Redi yang ternyata juga tengah memandangnya, lalu mengangguk mantap pada ayah. "Benar, Mas. Aku lihat dengan mataku sendiri tubuh Putri memar-memar waktu itu. Itu dibalik alasan aku jadi tak menyukainya." Mama memandang Om Redi dengan sinis. Ayah mendekat ke arahku, aku terlonjak saat ia menarik ke atas baju yang kukenakan. "Ayah mau apa?" "Ayah mau lihat separah apa yang dia lakukan agar ayah bisa membalasnya!" tatapan ayah pada Om Redi sinis, aku mencekal tangan ayah. "Itu udah lama, Yah. Waktu ayah menjemputku di rumah Om Redi, saat itu Om Redi baru melakukannya. Sampai tubuhku sakit semua dan aku gak bisa jalan, minta gendong ayah." Ayah memandangku tampak mengingat-ingat