99

1829 Kata

Setelah dua hari, kerjaan beres. Aku mandang ke dalam bak pickup penuh bonsai kelapa. Akhirnya bisa segera bertemu Putri. Senang benar hatiku ni. Sebentar-sebentar aku bersiul kecil dan tersenyum. Tak jauh dariku, Zain sedang bicara dengan temannya, dia menerima segepok uang dan menghitungnya. Aroma daging angsa menguar sedap di udara, pasti sudah hampir matang tuu. Tanpa buang waktu aku jalan ke belakang, Tara, Saad dan Ahmadi sedang bolak-balik daging angsa berlumur kecap. "Buat sambal kecap, Red." Tara menunjuk ke wadah terbuat dari anyaman bambu berisi cabai, bawang merah juga bawang putih, ada micin juga garam dalam kemasan kecil. Aku pun raih piring dan masukkan cabai bawang ke dalamnya. Setelah cuci, barulah iris tipis-tipis di atas talenan. Letakkan di piring lagi dan beri kecap.

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN