"Kak, Kaaak!" Aku mengguncang-guncang tubuh suamiku dengan panik saat mendapatinya terlelap pulas di sampingku, bagaimana kalau Mei atau Nari melihat kami tidur seranjang? Sesaat kemudian, aku menghela napas lega setelah ingat Mei sudah tahu semuanya semalam. Aku yakin ia sudah bercerita pada Nari bahwa sebenarnya kami adalah pasangan menikah. Aku mencondongan tubuh mendekat ke arah suamiku lalu mengecup keningnya perlahan. Sayup-sayup terdengar kumandang azan maka aku pun mengguncang lengannya. "Kak, udah subuh," kataku. Ia membuka mata, lalu ditariknya tanganku hingga aku jatuh menimpa tubuhnya. "Bangun ih malah bobok lagi," ucapku saat ia memejamkan mata dengan aku di pelukannya. "Nantilah, masih enak begini." "Bangun. Yuk?" Aku melepas tangannya dari tubuhku, menyingkap selimut