Tara noleh kanan noleh kiri lalu dekatkan bibirnya ke telingaku. Aku membelalak kaget. "Kau serius, Ra?" Tara tersenyum dan ngangguk-ngangguk. "Untuk apa aku bohong, Red?" "Tapi, aku ni tak pandai jualan aku nii." Tara tertawa kecil. "Kerjanya mudah, hanya tinggal memberikan saja ke rumah orang atau tempat yang sudah ditentukan. Kita tidak perlu jual, Red." "Wah, boleh juga, tu. Mau lah, aku." "Sekali mengantar, kamu akan dapat 500 ribu, Red." "Asyik benar, tuu. Daripada aku ngemis sama si Zain tu, mending kuambil tu kerjaan. Biniku pasti senang kalau diberi duit banyak, bisa belanja-belanja baju, dia." "Ha ha." Tara tergelak. "Ya namanya perempuan, Red. Pasti senang dikasih uang." "Benar, Ra. Benar sangat, kau." Putri menghampiri membawa dua gelas kopi. Setelah meletakkan di had