Part 22

1268 Kata

Aku berbaring miring menghadap tembok saat Om redi masuk, ia menggeleng-gelengkan kepala dengan ekspresi heran. “Adek ni kenapalah sebenarnya? Heran sangat kakak ni. Cakap sajalah kalau kakak ni tanpa sadar buat salah pada adek. Adek tak sedang stres, tadi adek senyum-senyum pas kakak selesai nyelam, sekarang adek tiba-tiba macam ayam betina habis beranak.” Ucapan Om Redi yang benar-benar tak merasa bersalah sama sekali justru membuat aku tambah jengkel. Padahal jelas kesalahannya, dia barusan minta gorengkan Mei sosis dan dimasak yang pedas sekali. Katanya padaku, dia merasa bahwa Mei menyukainya, eh malah minta gorengkan Mei sosis, itu sama saja seolah tengah memberi harapan pada teman sekelasku itu. Mei pasti berbunga-bunga karena sikap Om Redi padanya barusan. Ting! Notif WA, aku me

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN