Om Redi manggut-manggut menyimak ucapan ayah. Sementara aku hanya diam. Aku kurang srek aja ambil jurusan PAI, selama ini membayangkan menjadi bidan. Tapi daripada hanya di rumah mengurus anak, lebih baik aku kuliah mencari pengalaman.
"Ayah udah makan?"
Ayah memandangku, ia menggeleng pelan. "Makan apa? Tidak ada makanan."
Aku tersenyum miris. Kok kasihan juga ya sama ayah. Ia pasti tak bisa masak karena Taufiq dan Aisyah terus rewel.
"Biar aku masakin kalau gitu. Kak, gendong Ais."
Om Redi meletakkan Raja yang terlelap ke kasur lantai. Aku pun mengulurkan Aisyah pada Om Redi, setelah itu menuju kulkas, mengambil kangkung dan ikan. Ikan kucuci bersih, membumbuinya lalu kugoreng. Sambil menunggu matang, aku mengiris memotongi kangkung dengan tangan.
"Mamamu keluar jam sebelas mala
