“Akhirnya kamu pulang juga. Ke mana saja kamu?” Sambutan Ivana terdengar dingin saat melihat Ry kembali ke rumah. Awalnya Ry sudah berniat minta maaf begitu bertemu ibunya. Namun, ketika sang ibunya menyambutnya demikian dingin, tanpa kehangatan atau kekhawatiran yang Ry harapkan, hati gadis itu jadi kecut. “Ry banyak tugas, Ma.” Ry menjawab sama dinginnya dengan sang ibu. “Tidur di mana kamu selama lima hari ini?” Lagi-lagi pertanyaan itu dilontarkan dengan nada dingin. Benar-benar jauh dari kesan seorang ibu yang khawatir karena anak gadisnya tidak pulang selama lima hari setelah mereka bertengkar. Bahkan selama Ry tidak pulang, tak ada pesan atau telepon dari Ivana yang menanyakan keadaannya. Malah sang ayah yang mengirim pesan, tetapi Ry jawab dengan dusta. Berkata sedang banyak tug