Pagi ini sedikit berbeda dari hari-hari biasanya. Ry yang sudah jarang ikut sarapan bersama, tiba-tiba saja muncul di meja makan. Hal yang lebih aneh lagi, usai makan gadis itu tidak langsung pergi. Bahkan, setelah Abimanyu dan Laras berangkat, Ry masih tetap diam di meja makan. Setelah tinggal berdua saja dengan ibunya, barulah Ry bergerak. Dia bangkit dari kursi, kemudian mulai merapikan meja makan dan membawa piring-piring kotor ke tempat cuci. Sikap Ry jelas membangkitkan tanya dalam hati Ivana. Saat Ry mulai menyabuni piring, Ivana tidak tahan lagi dan langsung bertanya, “Kamu mau apa?” “Ry bantu, ya, Ma …,” ujar Ry lembut disertai senyum canggung. Ivana dibuat terkejut oleh jawaban Ry. Bukan saja karena niat Ry untuk membantu, tetapi lebih kepada suara putri bungsunya yang terde