Terlalu geli. Seharusnya dia sudah berhenti memikirkan hal itu. Apa yang diharapkan lagi. Semua telah selesai. Mereka sudah sama-sama tua. Lebih baik berpikir untuk memperbaiki ibadah dan bertaubat saja. "Pak Slamet kira-kira kapan mau berangkat ke Papua?" "Minggu depan kayaknya. Nanti kalau Akbar repot, Mama saja yang ikut nganterin Pak Slamet ke Bandara. Sekalian kita bisa mampir di rumahnya Pak Yahya." Bu Rista mengangguk cepat tanpa berpikir panjang. ***LS*** Hari itu banyak barang yang dibeli Tini atas saran Akbar. Beberapa stel baju, gamis, beserta jilbabnya. Sandal, sepatu, tas, bahkan perhiasan. Tentu saja Akbar tidak ingin melihat Tini tampil seperti biasanya jika sudah bergelar istrinya. Tini harus berbeda. Dia bukan lagi pengasuh Moana. Tapi sudah menjadi ibunya. Makanya