Sesal 1

1000 Kata

Waktu yang Hilang - Sesal Perjalanan pulang dari Surabaya, Nara yang biasanya ceria bercerita dengan mama mertuanya, kini diam dengan tatapan kosong. Bu Rista yang duduk disebelahnya sambil memangku Moana yang terlelap tampak heran. "Kamu sakit, Ra," tegurnya pada sang menantu. "Tubuhku tiba-tiba agak meriang, Ma," jawab Nara memeluk tubuhnya sendiri. Badannya memang panas dingin sejak bertemu dengan Bu Yahya tadi. "Matiin saja AC-nya." Bu Rista menggeser tombol pendingin mobil bagian belakang yang ada di kabin. "Bar, kamu nggak bawa jaket?" Akbar melihat istri dan mamanya dari spion tengah. Dari sana ia bisa melihat Nara yang bersandar dengan wajahnya yang pucat. "Nggak ada, Ma," jawab Akbar tanpa khawatir. Justru Bu Rista yang khawatir melihat menantu kesayangannya kian pucat. Me

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN