Saran 2

1009 Kata

Pak Norman sedih. Orang yang selama ini setia mengabdi padanya akan pergi jauh dan jelas tidak akan pernah kembali. Sudah pasti setelah ini mereka tidak akan pernah bertemu lagi. Pak Slamet tidak kalah sedihnya. Dia bisa mengobatkan istri, menyekolahkan anak, juga dari kerjanya pada Pak Norman. Belum lagi bantuan lain di luar gaji. Seandainya saja anak semata wayangnya dulu tidak memutuskan untuk menikah muda, mungkin sekarang ini tidak perlu merantau jauh ke Papua. Pasti akan mendapatkan pekerjaan yang layak di Jawa. Pak Slamet sangat berharap putrinya jadi seorang Guru. Dan Pak Norman siap membiayai. Tapi sang anak lebih kepincut menikah muda dengan teman SMA-nya. "Ah, sudahlah. Ini sudah takdir," ucap Pak Slamet dalam hati sambil mengusap air mata dengan punggung tangannya. "Kita ng

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN