46. Titik Terlemah

1817 Kata

“Aku mengerti. Kata itu tabu untuk kau dengar, bukan?” Peony menyindir Kheil dengan senyum yang dipaksakan. “Aku tidak akan mengucapkannya lagi. Lepaskan aku…” Peony menjauhkan diri sambil melepas tangan Kheil yang memerangkap tubuhnya. Kheil tak mencegah. Pria itu seakan membeku. Peony tertawa miris di dalam hati. Jika dulu Kheil yang pergi begitu saja, kini Peony yang akan pergi dari hidup Kheil. Ia membalikkan tubuh untuk beranjak dari ranjang. Namun belum sempat kakinya menyentuh lantai, Kheil kembali menarik tubuhnya sampai lagi-lagi masuk ke dalam perangkap pria itu. Kali ini Kheil memeluknya dari belakang. “Berjanjilah setelah aku mengatakan ‘ini’, kau tak akan hilang lagi dari hidupku…” Kheil berbisik berat dan bergetar seakan menahan tangis. Seluruh tubuhnya pun ikut bergetar.

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN