Sean menunduk menatap ke bawah. Di sana Zahra sudah bersimpuh di kakinya. Menciumi punggung kakinya berulang kali seolah ia ingin meminta maaf karena telah melakukan sebuah dosa besar dan menyembunyikannye hingga saat ini. "Maafkan aku, Zahra. Aku sedang terburu -buru. Komandan sudah meneleponku sejak tadi. Aku telah menerima tugas baru," ucap Sean kemudian memundurkan tubuhnya ke belakang satu langkah membuat Zahra melepaskan pelukan tangannya di kaki Sean lalu menatap Sean denagn sendu. "Mas Sean benar tidak ingin mendengarkan cerita Zahra?" tanya Zahra denagn isak tangis yang tertahan. "Soal apa? Soal kehamilan kamu? Kamu hamil dengan yang lain? Kamu hamil bukan dari benihku? Itu kebenaran yang mau kamu ungkap? Hah? Kamu pikir selama ini aku diam tapi tidak berpikir? Kamu pikir selam