"Saya lanjut jelasin, ya," kata Ujang. "Kamu lihat di pojok sana ada pintu, kan?" Sakina langsung menoleh. Ia baru sadar di dalam ruangan packing ada pintu lagi. "Itu tempat apa?" tanyanya kemudian. Lupakan tentang status Biru, sebaiknya Sakina fokus terhadap apa yang dikatakan Ujang. "Novel." Ujang kemudian mengajak Sakina masuk ke sana. Rupanya ada banyak sekali novel. "Ruangan ini posisinya sengaja berdampingan sama ruang packing. Andaikan gudang novel di lantai tiga, bisa mampus bolak-balik bawa novel lewat tangga," ujarnya. "Sebelum bangunan ini menjadi kantor penerbitan, gudang ini merupakan garasi, itu sebabnya terhubung langsung sama jalan keluar. Mobil bisa berhenti tepat di depan sana sehingga efektif banget kalau ini disulap jadi tempat keluar dan masuknya novel. Setiap novel