“Loh, Sayang … mau kemana?” tanya Cylo yang sudah menyusul Theya masuk ke dalam rumah—ketika melihat sang istri melewati tangga ke lantai dua. Kamar mereka ada di lantai dua. Langkah kaki Theya terhenti. Wanita itu memutar kepala ke belakang, lalu menatap sang suami dengan sepasang mata yang sudah menyipit. Ditatap seperti oleh sang istri, Cylo berdehem. Pria itu menelan ludahnya susah payah. Dia pikir mereka sudah benar-benar berbaikan, dan Theya sudah memaafkannya. Namun, melihat tatapan dan ekspresi wajah wanita itu—Cylo tahu jika perjuangannya untuk bisa kembali memeluk sang istri masih ada di awang-awang. Pria itu mengatur nafasnya perlahan. Dia tidak ingin membuat Theya kembali marah, dan meninggalkan rumah. Tidak apa jika sang istri masih menatapnya sengit. Dia akan menerima. Res