Niatnya memang tidur. Karena senyaman-nyamannya istirahat di rumah sakit, tentu di kamar sendiri jauh lebih nyaman. Hanya saja, teringat wajah lelah Levian, membuat kedua mata Dini gagal terpejam. Kedua mata Dini kembali terbuka. Dini jadi terpaku menatap setiap lekuk wajah Levian. Wajah yang semenjak menikah dengannya jadi berbinar-binar itu, menjadi kusam dan mirip pakaian lecek yang harusnya segera disetrika. Paling mencolok itu lingkar mata Levian yang terlihat cukup hitam. “Nih orang stres berat,” lirih Dini yang tak mempermasalahkan berewok agak lebat milik sang suami. Dini berpikir, terlalu mengkhawatirkannya, membuat Levian tak ingat untuk merawat diri. Karena sekadar makan saja, Levian hanya melakukannya ketika Dini memaksa dan itu sampai Dini suapi. Padahal Levian saja selalu