Levian meninggalkan dapur sembari menuntun Dini. Sang papa juga menyusul, dan turut meninggalkan ibu Livya begitu saja. Karena tak mau membuat Dini kelelahan, Levian sengaja menggunakan lift yang ada di sebelah ruang keluarga lantai satu. Namun dengan nada lelah, pak Alvian mengambil langkah lewat jalan berbeda. Pak Alvian memutuskan untuk lewat anak tangga. “Kontrol emosi Mas ya. Kalau Mas sakit, semuanya makin kacau,” lirih Dini sambil mendekap suaminya. Saking kecewanya Dini kepada ibu Livya, sampai sekarang Dini belum ada niatan untuk mengajak mertuanya itu berbicara. Bertepatan dengan Dini yang beres bicara, mereka sampai di lantai dua. Lantai di mana kamar Leon berada. Baru juga pintunya terbuka, suara tangis Anna, terdengar sangat keras. Anna masih meraung-raung. Levian refleks