Arina menatap heran sang suami yang tengah sibuk melahap setiap tusuk satai kambing. Di ranjang rawat, Leon mampu duduk tegap, layaknya orang yang tidak sakit. “Malam-malam, beli seratus tusuk, terus bayarnya pakai daun ya, Beb?” ucap Arina sengaja menyindir sang suami. Mendengar itu, Leon refleks dia, kemudian menatap bingung sang istri. Arina yang awalnya duduk di sofa sambil memakan rujak buah jambu biji kristal, menghampirinya. “Dari cara kamu menatapku, seolah-olah kamu lupa ke aku,” ucap Arina, tetapi sang suami langsung menahan tawa. Tawa yang seolah menegaskan bahwa memang, apa yang Arina tudingkan kepada suaminya benar. “Jahat banget. Gara-gara sate kambing, lupa istri. Padahal aku juga yang beli hujan-hujanan di depan!” rengek Arina sambil mendekap manja pundak kanan Leon, da