Dua setengah tahun kemudian. Rahma nampak pusing dengan Keven yang semakin hari semakin nakal saja. perut besarnya membuat Rahma mudah kelelahan dan Sekar akan tertawa melihat Rahma yang ngos-ngosan. “Istirahat sana, Rahma,” ujar Sekar sembari menjahit kaos kaki Keven yang bolong. “Tapi, Keven belum mandi sore,” jawab Rahma lelah. Sekar menaruh kaos kaki di meja lalu melirik Keven yang bersembunyi dekat tangga sembari terkekeh karena berhasil kabur dari sang ibu. “Serahkan anak itu padaku.” Rahma pun akhirnya mengangguk dan duduk di sofa sembari mengusap perut buncitnya yang sudah berusia 7 bulan. “Keven, ibu memanggil,” seru Sekar ke arah Keven. Keven mengintip dari celah tangga. “Ibu punya apa?” tanya Keven dengan suara kerasnya yang agak cadel. “Kamu tidak akan tahu Ibu puny