Rahma terus menangis karena merasa cobaan hidupnya datang bertubi-tiubi. Ia merasa sangat gagal menjadi seorang ibu dan sahabat bagi Keven dan Sekar. Hamdan yang sudah mencari ke sana-kemari akhirnya memilih untuk pulang lebih dulu. Rahma yang melihat Hamdan datang langsung lari dan memeluk tubuh suaminya. Ia butuh Hamdan untuk menenangkan pikirannya. Hamdan mengusap punggung istrinya. “Istighfar sayang, tenang ya.” “Tapi, Keven ke mana, Mas? Aku takut.” “Keven itu anak pintar, ia pasti kembali nanti ya.” “Sepintarnya Keven dia itu tetap anak kecil, Mas.” “Ya, Mas, tahu, Mas juga sudah cari ke mana-mana tapi tidak ketemu.” “Bagaimana nasib Keven, Mas, Rahma takut ….” Hamdan sudah hilang akal. Ia bingung tentu saja, satu sisi ia mengkhatirkan Sekar, satu sisi Keven dan terakhir Rah